Rabu, 01 Mei 2013

Manfaat Daun Katu(k) dan Cara Unik Mengembangbiakkannya



Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa bahasa dikenali sebagai mani cai (马尼菜; bahasa Tionghoa) , cekur manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun katuk merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air susu ibu (ASI).

Pucuk pohon Katuk yang
biasanya bisa dimasak/
dimanfaatkan.
Sistematika

Semak, tinggi dua sampai tiga meter, tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Daun kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm. Bunganya berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman katuk tumbuh subur di Indonesia pada ketinggian 0 – 2.100 m dpl. Tanaman ini berupa perdu, yang tingginya mencapai 2-3 m. Cabang-cabang agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm, dan lebar 1,25-3 cm. Buah berbetuk bulat di cabang-cabang dibawah daun. Terdapat dua jenis tanaman katuk, yakni katuk merah dan katuk hijau. Katuk merah masih banyak dijumpai di hutan. Sebagian pehobi tanaman hias mencoba menanam karena tertarik pada warna daunnya yang hijau kemerah-merahan. Katuk hijau banyak digunakan untuk keperluan konsumsi, yaitu sebagai sayuran dan obat-obatan.

Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran (Phyllanthaceae), dan berkerabat dengan menteng, buni, dan ceremai. Ia termasuk dalam tribus Phyllantheae dan subtribus Flueggeinae.

Khasiat dan kegunaan

Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Di Indonesia daun katuk sudah terkenal dikalangan ibu-ibu terutama untuk melancarkan air susu ibu (ASI), serta sebagai obat borok, bisul, demam, dan darah kotor. Selain memperlancar dan meningkatkan produksi ASI, daun katuk yang populer sebagai sayur ini bisa juga membangkitkan vitalitas seks, mencegah osteoporosis, dan mengobati macam-macam penyakit. Mengolahnya pun mudah, bisa dibuat sayur bening, dibuat bobor, ditumis, maupun dimasak lodeh.
Saat ini, daun katuk sudah diproduksi sebagai sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Pada tahun 2000, telah terdapat sepuluh pelancar ASI yang mengandung daun katuk, beredar di Indonesia. Bahkan ekstrak daun katuk telah digunakan sebagai bahan tambahan pada produk makanan yang diperuntukkan bagi ibu menyusui. Pengembangan riset mengenai daun katuk terus dilakukan, terutama untuk menghilangkan efek negatif yang mungkin timbul. Daun katuk disarankan untuk dikonsumsi matang setelah direbus atau ditumis. Perlu diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.

Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti asparagus.

Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah diperbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.

Paling tinggi kandungan Vitamin C

Dilihat dari nilai gizinya, daun katuk punya nilai gizi yang cukup baik, seperti protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. Komposisi kimia daun katuk dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Komposisi kimia daun katuk per 100 gram
Komponen gizi                              Kadar
  • Energi (kkal)                        59
  • Protein (g)                              4,8
  • Lemak (g)                               1,0
  • Karbohidrat (g)                    11,0
  • Serat (g)                                 1,5
  • Abu (g)                                   1,7
  • Kalsium (mg)                        04
  • osfor (mg)                             83
  • esi (mg)                                  2,7
  • Vitamin A (SI)                      10.370
  • Vitamin C (mg)                 239
  • Vitamin B1 (mg)                           0,1
  • Air (g)                                   81

Daun katuk juga mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita influenza. Daun katuk merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Disini dapat dilihat perbandingan kadar vitamin C pada berbagai bahan pangan. Kandungan vitamin C pada daun katuk bahkan jauh lebih tinggi daripada jeruk maupun jambu biji, yang selama ini telah dikenal sebagai sumber vitamin C yang sangat baik.

Perbandingan komposisi vitamin C per 100 gram bahan pangan
Bahan Pangan                                Kadar Vitamin C (mg/100 g)
  • Jambu biji                                         87
  • Pepaya                                             78
  • Jeruk                                                49
  • Rambutan                                         58
  • Mangga                                            30
  • Belimbing                                        35
  • Durian                                              53
  • Jeruk Bali                                          43
  • Bayam                                              80
  • Daun Katuk                                     239
  • Kembang kol                                    69
  • Sawi                                                102

Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen (protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Selain itu, vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal. Selain itu daun katuk juga merupakan sumber vitamin A yang cukup baik. Vitamin A sangat diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit.

Daun katuk memiliki kadar kalsium yang tinggi. Kalsium merupakan salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas tulang dan osteoporosis di usia dini, umumnya terjadi pada wanita. Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh kadar kalsium di dalam darah yang sangat rendah. Selain memperlancar produksi ASI seperti yang dikenal selama ini, daun katuk juga kaya senyawa yang dapat meningkatkan mutu dan jumlah sperma, termasuk membangkitkan vitalitas seksual. Daun katuk dipenuhi senyawa fitokimia berkhasiat obat. Tidak kurang, terdapat tujuh senyawa aktif yang dapat merangsang produski hormon-hormon steroid (seperti progesteron, estradiol, terstosteron, glukokortikoid) dan senyawa eikosanoid (di antaranya prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, lipoksin, dan leukotrien).

Berbagai Uji Laboratorium Mengenai Daun Katuk
Menurut Yun (1997), daun katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 mg per 100 g berat badan. Menurut Lucia (1997), pemberian infus daun katuk dengan kadar 20 persen, 40 persen, dan 80 persen pada mencit selama periode organogenesis (pembentukan organ) tidak menyebabkan cacat bawaan (teratogenik) dan resorbsi.
- Daun Katuk sangat berkhasiat untuk meningkatkan produksi ASI. Menurut Sa’roni dkk. (1997), daun katuk dapat meningkatkan produksi air susu pada mencit. Infus daun katuk dapat meningkatkan jumlah asini pada setiap lobulus kelenjar susu mencit.
- Penelitian mengenai daun katuk oleh Prof. Sardjono Santoso dari Universitas Indonesia membuktikan bahwa ekstrak daun katuk sangat efektif untuk meningkatkan produksi ASI. Pada penelitian tersebut, daun katuk yang diberikan pada kambing selama 15 hari dapat meningkatkan produksi air susu kambing hingga 1,5 kali.
- Sebuah riset yang dilakukan oleh DR. Agik Suprayogi dan DR. Tutik Wresdiyati dari IPB membuktikan bahwa ekstrak daun katuk dapat meningkatkan sekresi air susu pada domba. Domba yang diberi eksttak daun katuk 1,89 mg per hari selama 2 minggu mengalami peningkatan laktoferin pada air susunya.

Laktoferin merupakan bahan bioaktif dalam susu yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel kekebalan tubuh. Laktoferin sering digunakan dalam panelitian biomedis baik in-vivo maupun in-vitro (kultur jaringan) untuk mencegah maupun mengobati beberapa penyakit tertentu. Di dalam daun katuk diduga terkandung polifenol dan steroid yang berperan dalam refleks prolaktin atau merangsang alveoli untuk memproduksi ASI, serta merangsang hormon oksitosin untuk memacu pengeluaran dan pengaliran ASI. Daun katuk juga mengandung beberapa senyawa alifatik. Khasiat daun katuk sebagai peningkat produksi ASI, diduga berasal dari efek hormonal senyawa kimia sterol yang bersifat estrogenik. Daun katuk juga mengandung beberapa senyawa alifatik. Khasiat daun katuk sebagai peningkat produksi ASI, diduga berasal dari efek hormonal senyawa kimia sterol yang bersifat estrogenik.

Bersihkan Racun, Bakteri, dan Virus
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leenawaty dari ITB membuktikan bahwa daun katuk yang kaya akan klorofil, yaitu 8 persen dari berat kering, paling banyak diantara jenis tanaman lain. Klorofil atau zat hijau daun adalah molekul kimia yang terdapat pada tumbuhan yang aktivitas utamanya adalah membantu reaksi fotosintesis. Semua tumbuhan hijau dan tumbuhan yang berwarna selain hijau memiliki klorofil. Klorofil tak hanya terdapat di bagian daun, tetapi juga di batang, biji, umbi, atau buah.
Menurut Dr. Leenawaty, klorofil mempunyai manfaat yang sangat baik bagi tubuh manusia. Klorofil dapat membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, klorofil dapat menghilangkan senyawa kimia yang bersifat racun dalam tubuh. Turunan dari klorofil (klorofil yang terdegradasi) ternyata masih memiliki manfaat dan tak beracun bagi tubuh. Turunan klorofil feoditin (klorofil yang lepas pusat magnesiumnya) dapat berfungsi sebagai antioksidan. Turunan lainnya adalah chlorophyllide (yakni klorofil yang ekornya terlepas) dapat menggali ke dalam sel atau jaringan dan mengangkat senyawa hidrokarbon, seperti pestisida, timbunan obat, parasit, bakteri, bahkan virus dari dinding sel serta mengeluarkannya dari dalam tubuh.

Efek Negatif Daun Katuk
Di balik kelebihannya, daun katuk menyimpan sejumlah kekurangan. Selain membantu proses metabolisme di dalam tubuh, glukokortikoid hasil metabolisme senyawa aktif daun katuk dapat mengganggu penyerapan kalsium dan fosfor. Baik kalsium dan fosfor yang terdapat dalam daun katuk itu sendiri maupun dalam makanan lain yang disantap bersama masakan daun katuk.
Di Taiwan, pernah dilaporkan bahwa pada orang yang mengonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu hingga 7 bulan, terjadi efek samping dengan qejala sulit tidur, tidak enak makan, dan sesak napas. Namun, gejala-gejala tersebut menghilang setelah 40-44 hari penghentian konmumsi jus daun katuk. Menurut Sriana (2006) proses perebusan dapat mengurangi efek negatif dari daun katuk. Dan kita dapat merasakan manfatnya secara aman.

Manfaat Daun Katuk
Berikut ini beberapa kesimpulan dari khasiat daun katuk
  • Melancarkan air susu ibu (ASI)
  • Menyembuhkan bisul, demam, dan darah kotor
  • Membangkitkan vitalitas
  • Mencegah osteoporosis
  • Memiliki kandungan Vitamin C
  • Memiliki kadar kalsium yang tinggi
  • Mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita influenza
  • Kaya senyawa yang dapat meningkatkan mutu dan jumlah sperma, serta membangkitkan vitalitas
  • Terdapat tujuh senyawa aktif yang merangsang produksi hormon-hormon steroid dan senyawa eikosanoid
  • Sebagai sumber vitamin A yang diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit
  • Senyawa utama tubuh untuk pembuatan kolagen (protein berserat pembentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron, pemacu gusi yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Juga untuk penyembuhan luka dan meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal
  • Daun katuk kaya akan klorofil, paling banyak diantara jenis tanaman lain. Klorofil membersihkan jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabotisme, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus yang ada dalam tubuh manusia. Turunan klorofil feoditin berfungsi sebagai antioksidan. Turunan lainnya chlorophyllide menggali ke dalam sel atau jaringan dan mengangkat senyawa hidrokarbon, seperti pestisida, timbunan obat, parasit, bakteri, bahkan virus dari dinding sel serta mengeluarkannya dari dalam tubuh.

Cara Unik mengembangbiakkan pohon Katuk dilakukan penulis karena keterbatasan bibit yang akan dibiakkan.

Bibit hanya diperoleh dari hasil pembelian untaian daun katu di pasar, yang daunnya dimasak sedangkan batang/tangkai daunnya dibuang (dibuang sayang) seperti ini :

Batang daun katuk yang kalau dibuang sayang
Siapkan alas tas plastik bekas dan diletakkan di dekat dinding yang cukup mendapat sinar matahari dan batang daun katu tersebut disandarkan di dinding dengan ujung bawah ada di alas tas plastik, yang diberi air secukupnya
Batang katuk yang ditaruh di tas plastik yang
ada airnya
Dijaga kondisinya, dengan menambah air jika air di plastik terasa mulai mengering (dijaga jangan sampai kering, maka setelah kira kira 2 minggu akan mulai muncul akar di ujung bawang batang dan tunas di beberapa batang yang ada.
Mulai tumbuh tunas
Mulai tumbuh akar
 

Siapkan pot dengan tanah yang subur (bukan dengan eyangnya lho........)




Tanam batang yang sudah berakar dan bertunas tersebut ke dalam pot



Pot pohon katuk yang mulai tumbuh


Kita bisa memanen sendiri daun katuk, tanpa perlu membeli lagi


Semoga bermanfaat

Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Katuk
- http://honeyizza.wordpress.com/2012/02/03/daun-katuk-penjaga-nutrisi-buah-hati/
- http://mediaonlinenews.com/kesehatan/manfaat-dan-khasiat-daun-katuk
- dan pengalaman pribadi dan foto foto pribadi pula